sebuah pengakuan dalam bahasaku
Aku jatuh cinta?
Sesaat kah atau untuk waktu yang cukup lama ya?
Semakin enggan aku memikirkan nya, justru semakin tergoda aku memikirkannya...
Ku coba singkirkan pikiran itu dengan kesibukkan ku, berharap dapat melupakan dan berharap lama2 persaan itu akan menghilang dengan sendirinya...
Kuyakinkan diriku bahwa di antara kami tidak akan mungkin terjadi apa2...
Tapi jika bertemu dengannya hatiku berdegup...
Aku gugup harus bersikap atau berkata apa...
Kututupi perasaan ku dengan keisengan dan gelak tawaku, ataupun dengan ke"sarkasti"kan ku
Ku pastikan keisengan itu juga kulakukan terhadap semua orang supaya tak ada yang curiga...
Tetapi disaat tak ada yang melihat... kucuri detik2 yang ada dengan memandangnya...
Kadang kudapati dia pun sedang melihat kearahku... kalau mata kami bertemu ku berikan saja senyum terjelek ku...hahaha...rasanya lucu...
Ada juga kudapati dirinya begitu serius memikirkan sesuatu... kuingat dirinya pernah berkata "I'm a dreamer"
Kira2 apa yang sedang dipikirkan nya ya?
Kadang juga kudapati dia seperti sedang melihat kearah ku, tapi kupastikan siapa yang ada di dekatku... sekali lagi kuingatkan diriku untuk tidak terlalu merasa, mungkin saja dia sedang melihat gadis cantik di sebelah ku...
Saat ini perasaan ku sedang meluap-luap...
Ingin kukatakan pada semua orang terdekatku kalau aku menemukan seseorang yang baik
Ingin kukatakan pada mereka siapa nama lelaki itu...
Ingin aku teriakkan namanya setiap hari pada siapapun yang kutemui
Tapi ku tahan niatku, karena aku harus!
Mengingat apa yang pernah terjadi dan ku tak mau melakukan kesalahan yang sama, karena dagingku berteriak, akhirnya aku mengikutin keinginannya... dan cerita cintaku berakhir dengan kesedihan... Walau sesudah nya karena Tuhanku, aku mampu berbahagia untuknya...
Wah...sekarang bukan waktunya mengingat masa lalu lagi...
Aku sudah putuskan untuk selalu melihat kedepan dan menjadikan masa laluku sebuah pelajaran berharga buatku...
Saat ini aku hanya bisa meluapkan perasaan ku lewat cerita di sebuah layar berlatarbelakang putih...
Melihat dirinya hanya pada saat aku bertemu dengannya...
Mengirim pesan hanya pada saat2 perlu saja & berterimakasih setiap saat dia menolongku...
Dan... membawanya sebagai persembahan di altar Yang Maha Kuasa...
Mungkin aku bisa melupakannya...
Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama aku mampu meredamkan perasaanku...
Entah kapan, tapi kuharap bisa secepatnya...
"sebuah pengakuan dari seorang teman terdekatku"
Sesaat kah atau untuk waktu yang cukup lama ya?
Semakin enggan aku memikirkan nya, justru semakin tergoda aku memikirkannya...
Ku coba singkirkan pikiran itu dengan kesibukkan ku, berharap dapat melupakan dan berharap lama2 persaan itu akan menghilang dengan sendirinya...
Kuyakinkan diriku bahwa di antara kami tidak akan mungkin terjadi apa2...
Tapi jika bertemu dengannya hatiku berdegup...
Aku gugup harus bersikap atau berkata apa...
Kututupi perasaan ku dengan keisengan dan gelak tawaku, ataupun dengan ke"sarkasti"kan ku
Ku pastikan keisengan itu juga kulakukan terhadap semua orang supaya tak ada yang curiga...
Tetapi disaat tak ada yang melihat... kucuri detik2 yang ada dengan memandangnya...
Kadang kudapati dia pun sedang melihat kearahku... kalau mata kami bertemu ku berikan saja senyum terjelek ku...hahaha...rasanya lucu...
Ada juga kudapati dirinya begitu serius memikirkan sesuatu... kuingat dirinya pernah berkata "I'm a dreamer"
Kira2 apa yang sedang dipikirkan nya ya?
Kadang juga kudapati dia seperti sedang melihat kearah ku, tapi kupastikan siapa yang ada di dekatku... sekali lagi kuingatkan diriku untuk tidak terlalu merasa, mungkin saja dia sedang melihat gadis cantik di sebelah ku...
Saat ini perasaan ku sedang meluap-luap...
Ingin kukatakan pada semua orang terdekatku kalau aku menemukan seseorang yang baik
Ingin kukatakan pada mereka siapa nama lelaki itu...
Ingin aku teriakkan namanya setiap hari pada siapapun yang kutemui
Tapi ku tahan niatku, karena aku harus!
Mengingat apa yang pernah terjadi dan ku tak mau melakukan kesalahan yang sama, karena dagingku berteriak, akhirnya aku mengikutin keinginannya... dan cerita cintaku berakhir dengan kesedihan... Walau sesudah nya karena Tuhanku, aku mampu berbahagia untuknya...
Wah...sekarang bukan waktunya mengingat masa lalu lagi...
Aku sudah putuskan untuk selalu melihat kedepan dan menjadikan masa laluku sebuah pelajaran berharga buatku...
Saat ini aku hanya bisa meluapkan perasaan ku lewat cerita di sebuah layar berlatarbelakang putih...
Melihat dirinya hanya pada saat aku bertemu dengannya...
Mengirim pesan hanya pada saat2 perlu saja & berterimakasih setiap saat dia menolongku...
Dan... membawanya sebagai persembahan di altar Yang Maha Kuasa...
Mungkin aku bisa melupakannya...
Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama aku mampu meredamkan perasaanku...
Entah kapan, tapi kuharap bisa secepatnya...
"sebuah pengakuan dari seorang teman terdekatku"
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home